Tips Memilih Alat Kontrasepsi Yang Aman
Jenis kelebihan dan kekurangan beberapa alat
kontrasepsi. Di Zaman semoderen sekarang
ini terdapat berbagai jenis alat kontrasepsi sehingga pasangan suami istri yang
ingin menjaga jarak kelahiran memiliki banyak pilihan untuk mencapai tujuan
tersebut. Dalam artikel kali ini di bidang kesehatan konsultasisawit ingin
membahas mengenai bebagai jenis alat kontrasepsi, kelebihan yang dimilikinya
serta kelemahannya juga. Hampir semua pasangan suami-istri memerlukan perencanaan
kehamilan dan sekaligus membatasi jumlah anak. Karena itu, kontrasepsi
dibutuhkan. Alasan penggunaan kontrasepsi bisa macam-macam, dari menunda
kehamilan, menjarangkan jarak kehamilan, sampai menyetop kehamilan.
gambar berbagai jenis alat kontrasepsi
“Masing-masing pasangan punya alasan. Mungkin karena
urusan sekolah, pekerjaan, usia, kesehatan dan segala macam. Bisa juga karena
sudah memiliki anak dan hendak menunda kehamilan berikutnya. Atau, ya, ingin
berhenti karena anak sudah banyak,” jelas dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG, dari
RSUPN Cipto Mangunkusumo.
Seperti kita tahu, ada begitu banyak alat
kontrasepsi. Secara garis besar, kontrasepsi itu dibagi dalam tiga bagian
besar. Yaitu kontrasepsi mekanik, hormonal, dan kontrasepsi mantap.
KONTRASEPSI MEKANIK
Dinamakan mekanik karena sifatnya sebagai pelindung.
Maksudnya, kontrasepsi ini mencegah bertemunya sperma dan sel telur dalam
rahim. Nah, ada beberapa kontrasepsi yang termasuk dalam golongan mekanik ini,
yaitu kondom dan diafragma.
Kondom
Dulu kondom terbuat dari kulit atau usus binatang.
Setiap akan digunakan direndam dulu. Kemudian terbuat dari linen. Kini kondom
terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis. Bentuknya seperti kantong.
Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga
tidak masuk ke dalam vagina. Perlindungan tersebut efektif 90 persen. Terlebih
jika dipakai bersama dengan spermisida (pembunuh sperma). “Rata-rata, dari 100
pasangan dalam setahun, sekitar 4 wanita yang hamil,” ujar Andon.
Kondom harganya murah, mudah didapat, tidak perlu
resep dokter, tidak perlu pengawasan dan juga bisa mencegah penularan penyakit
kelamin. Tapi tidak selalu cocok terutama jika pemakai alergi terhadap bahan
karet. Dan mungkin saja terjadi kebocoran, karena bahannya yang sangat tipis.
Diafragma
Kontrasepsi wanita yang mirip kondom. Bentuknya
seperti topi yang menutupi mulut rahim. Terbuat dari bahan karet dan agak
tebal. Kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina, semacam sekat yang dapat
mencegah masuknya sperma ke dalam rahim.
Diafragma digunakan jika akan berhubungan seksual.
Setelah itu bisa dilepas lagi atau tetap pada tempatnya. Karena bahannya lebih
tebal dari kondom, kontrasepsi ini tidak mungkin bocor.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal
dengan nama spiral. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat
dari plastik seperti bentuk huruf S (Lippes Loop). Ada pula yang terbuat dari
logam
tembaga berbentuk seperti angka tujuh (Copper Seven)
dan mirip huruf T (Copper T). Selain itu, ada berbentuk sepatu kuda
(Multiload).
“Yang paling terkenal *Copper T* dan *Multiload*.
Kontrasepsi tersebut jadi pilihan karena kenyamanannya. Modifikasi terbaru
*Copper T*, yaitu *Nova T*memiliki keunggulan lebih lembut,” jelas Andon.
Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh
dokter dengan bantuan alat. Benda asing dalam rahim ini akan menimbulkan reaksi
yang dapat mencegah bersarangnya sel telur yang telah dibuahi di dalam rahim.
Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan
dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi.
Sebagai pemakai, Anda bisa memeriksa sendiri
keberadaan alat tersebut. Caranya dengan meraba benang alat kontrasepsi
tersebut di mulut rahim. Seandainya Anda sudah melakukan pemasangan kontrasepsi
ini, jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang. Apakah itu 2 minggu sekali, 1-2
bulan sekali, atau setiap enam bulan sampai satu tahun setelah pemasangan.
Pemakaian kontrasepsi tanpa bahan aktif Copper dapat terus berlangsung sampai menjelang
menopause. Sedangkan kontrasepsi dengan bahan aktif Copper, 3-4tahun harus
diganti.
Yang perlu diingat kontrasepsi ini bukanlah alat yang
sempurna. Masih ada kekurangannya. Misalnya, kehamilan bisa tetap terjadi,
perdarahan, atau infeksi. Mungkin akibat benang dari alat tersebut dapat
merangsang mulut rahim sehingga menimbulkan perlukaan dan menganggu dalam
hubungan seksual.
Pemakaian AKDR juga membuat kita lebih mudah
keputihan. Karena itu sebaiknya kontrasepsi ini tidak digunakan jika terdapat infeksi
genetalia atau perdarahan yang tidak jelas.
Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka
panjang. Bahkan sama sekali tidak menganggu produksi ASI, jika ibu sedang
menyusui. “Efektifitas pemakaian kontrasepsi dalam rahim ini, dari seribu pasangan,
sekitar 5 wanita dalam setahun akan hamil,” ujar Andon.
Spermisida
Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat
melumpuhkan sampai membunuh sperma. Bentuknya bisa busa, jeli, krim, tablet
vagina, tablet, atau aerosol. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini
dimasukkan ke dalam vagina. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat
dilakukan. Penggunaan spermisida ini kurang efektif bila tidak dikombinasi
dengan alat lain, seperti kondom atau diafragma. “Dari 100 pasangan dalam
setahun, ada 3 wanita yang hamil. Tapi karena sering salah dalam pemakaiannya,
bisa terjadi sampai 30 kehamilan,” jelas Andon.
Diakuinya, banyak wanita merasa tak nyaman
menggunakan spermasida. “Keluhannya, tidak enak dan timbul alergi,” ujar Andon
kemudian. Selain itu, pemakaiannya agak merepotkan menjelang hubungan senggama.
Pasangan pun sulit mencapai kepuasan.
KONTRASEPSI HORMONAL
Kontrasepsi ini menggunakan hormon, dari progesteron
sampai kombinasi estrogen dan progesteron. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan
dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk.
Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron
adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di
leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi
tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya
jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur.
Pil atau Tablet
Pil bertujuan meningkatkan efektifitas, mengurangi
efek samping, dan meminimalkan keluhan. Sebagian besar wanita dapat menerima
kontrasepsi ini tanpa kesulitan. Di Indonesia, jenis ini menduduki jumlah kedua
terbanyak dipakai setelah suntikan. Pil ini tersedia dalam berbagai variasi.
Ada yang
hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula
kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen.
Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara
teratur. Ada dua cara meminumnya yaitu sistem 28 dan sistem 22/21. Untuk sistem
28, pil diminum terus tanpa pernah berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet
plasebo). Sedangkan sistem 22/21, minum pil terus-menerus, kemudian dihentikan
selama 7-8 hari untuk mendapat kesempatan menstruasi. Jadi, dibuat dengan pola
pengaturan haid (sekuensial).
Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan
estrogenik atau progesterogenik, melalui penilaian pola menstruasi. Wanita yang
menstruasi kurang dari 4 hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen tinggi.
Sedangkan wanita dengan haid lebih dari 6 hari memerlukan pil dengan efek
estrogen
rendah.
Sifat khas kontrasepsi hormonal yang berkomponen
estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah,
menimbulkan nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang
berkomponen progesteron
menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang,
kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering.
Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang
dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, mungkin berat badan bertambah,
juga rasa mual sampai muntah, pusing, mudah lupa, dan ada bercak di kulit wajah
seperti vlek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal.
Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI.
Keuntungannya, pil ini dapat meningkatkan libido,
sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur,
mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid.
Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi,
ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.
Suntikan
Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik.
Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan
*(Depoprovera)*, setiap 10 minggu *(Norigest)*, dan setiap bulan *(Cyclofem)*.
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak
mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri
dan darah haid yang keluar.
Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu
makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid
sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat
kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun.
Susuk
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang
di bawah kulit pada lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil
atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar batang korek
api. Susuk
dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul. Kini
sedang diuji coba susuk satu kapsul*implanon)*. Di dalamnya berisi zat aktif
berupa hormon atau Levonorgestrel. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon
tersebut sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya
ovulasi dan
menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun
*(Norplant)* dan 3 tahun *(Implanon)*. Sekarang ada pula yang diganti setiap
tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan
sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari 10.000
pasangan, ada 4
wanita yang hamil dalam setahun.
Efek sampingnya berupa gangguan menstruasi, haid
tidak teratur, bercak atau tidak haid sama sekali. Kecuali itu bisa menyebabkan
kegemukan, ketegangan payudara, dan liang senggama terasa kering. Kendala
lainnya dalam pencabutan
susuk yaitu sulit dikeluarkan karena mungkin waktu
pemasangannya terlalu dalam. Hal tersebut dapat menimbulkan infeksi.
KONTRASEPSI MANTAP
Dipilih dengan alasan sudah merasa cukup dengan
jumlah anak yang dimiliki. Caranya, suami-istri dioperasi (vasektomi untuk pria
dan tubektomi untuk wanita). Tindakan dilakukan pada saluran bibit pada pria
dan saluran telur pada wanita, sehingga pasangan tersebut tidak akan mendapat
keturunan lagi.
Aman Bagi Pasangan Baru Menikah
Jika Anda baru menikah dan belum berencana punya
anak, gunakanlah metoda sederhana untuk menunda kehamilan. Apa saja itu?
1. KONDOM
Sperma yang keluar akan ditampung oleh kondom,
sehingga tidak masuk ke dalam rahim. Kegagalan mungkin saja terjadi. Biasanya
karena kondom robek dan bocor.
2. PANTANG BERKALA
Untuk menghindari kehamilan, lakukan hubungan intim
hanya saat istri dalam masa tidak subur. Ini bisa dilakukan pada pasangan yang
istrinya mempunyai siklus haid teratur. Kerjasama dan pengertian suami sangat
dibutuhkan dalam
hal ini.
3. SENGGAMA TERPUTUS
Cara ini mungkin bisa menghindari kehamilan.
Konsepnya, mengeluarkan alat kelamin menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara
ini memang agak mengganggu kepuasan kedua belah pihak. Tingkat kegagalannya
cukup tinggi, 30-35 persen. “Ini lebih disebabkan suami tidak bisa mengontrol,
sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa masuk
vagina.” ujar Andon.
Cocok Tidaknya Pilihan Anda
Tidak cocok jika:
* Berat Tubuh Tidak Stabil
Apakah tubuh menjadi kurus atau gemuk? Seandainya ada
perubahan dari berat normal, kemungkinan kontrasepsi yang digunakan tidak
cocok.
* Timbul Rasa Nyeri
Bisa nyeri kepala, nyeri otot, kram perut.
* Perubahan Emosi
Muncul gelisah, depresi, dan sebagainya.
* Pola Haid Terganggu
Darah keluar menjadi banyak sekali, sedikit, atau
tidak ada sama sekali.
* Timbul Keputihan
Jumlahnya banyak dan mengandung bau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar